Bekam Sidoarjo |
Bagian ke-2
Bagian ke-1 Klik Disini
Bagian ke-1 Klik Disini
Perintahkan Umatmu Agar Berbekam
Wahai Muhammad !
ditulis ulang Pondok Bekam Indonesia
Kursus Tempat Klinik Alamat Bekam Surabaya | Pondok Bekam Indonesia Kita bisa melihat hal itu [seperti yang dibahas pada bagian ke-1 atau [ klik disini ] lebih jelas lagi dalam hadits marfu’ yang diriwayatkan melalui jabir : “ Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat tepat mengenai penyakit, maka akan terwujud kesembuhan dengan izin Allah Ta’ala “ (HR. Muslim)
Dalam hadits ini terdapat isyarat bahwa kesembuhan itu terletak pada akurasi obat dengan izin maupun kuantitasnya keliru, sehingga tidak memawa hasil, bahkan justeru menciptakan penyakit lain. Hal semacam ini banyak kita lihat dizaman sekarang dalam penggunaan obat-obat kimia (sitetik,red) dan efeksampingnya yang mengerikan. Anda mungkin pernah melihat pasien penyakit rematik, misalnya, yang terkena luka lambung karena ia menjalani pengeobatan tematik, dan ketika ia menjalani pengobatan luka lambungnya, ia terkena penyakit jantung, demikian seterusnya. Tempat Bekam Sidoarjo | Surabaya Gersik-Gresik Mojokerto ada di Pondok Bekam Indonesia
Kadang-kadang satu obat berkhasiat menyembuhkan satu penyakit, tetapi berefek menimbulkan banyak penyakit lain, dan hanya kepada Allah kita memohon pertolonggan. Diriwayatkan dari Anas RA. : “ Sesungguhnya Allah ketika menciptakan penyakit, pasti menciptakan obat, maka hendaklah kalian berobat!” (HR.Ahmad)
Alamat Bekam di Gresik | Alamat Bekam Surabaya | Mungkin perintah didalam hadits ini dipahami sebagai perintah berobat secara mutlak, tanpa peduli apakah obat tersebut, halal atau haram. Akan tetapi hadits marfu’ yang diriwayatkan oleh Abu Darda’, membatasi pencarian obat ini hanya pada obat yang dihalalkan oleh Allah, dimana Nabi SAW bersabda” Sesungguhnya Allah telah menciptakan obat untuk setiap penyakit, maka berobatlah kalian, tetapi jangan berobat dengan sesuatu yang diharamkan”. (HR. Abu Daud).
Jadi berobat merupakan perintah syariat, meskipun boleh saja seseorang bersabar dengan penyakit dalam rangka mencari pahala (dan secara syar’i tidak dimakruhkan tidak berobat, sekalipun hidup seseorang dalam bahaya). Namun berobat lebih dicintai. Upaya untuk berobat sama sekali tidak bertentangan dengan tawakkal seseorang kepada Allah SWT, karena upaya mencari kesembuhan itu tergatung pada takdir dan kehendak Allah SWT, sebagaimana dalam hadits Jabir, “......dengan izin Allah .”
Bersambung pada bagian ke-3